Kamis, 18 Oktober 2012

LAPORAN PRAKTIKUM Tembaga (II) ammonium sulfat hidrat Tembaga (II) tetra amin sulfat hidrat



I.PERHITUNGAN
1.      Pembuatan Tembaga (II) ammonium sulfat hidrat CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
Diketahui :
·         Massa kertas saring       = 1,730 gram
·         Massa kristal total (kertas saring dan kristal)   = 9,620 gram
·         Massa CuSO4(NH4)2SO4.6H2O    = massa kristal total – massa kertas saring
                                                     = 9,620 gram –  1,730 gram
                                                     = 7,89 gram
·         Massa CuSO4.5H2O         = Massa (NH4)2SO4 = 5 gram
Ditanya  : % rendemen...?
 Penyelesaian :
v  Rendeman = mo – mi  x 100%
                           mo
                    =  5 – 7,89 x 100%
                             5
                    =  57,8 %
      b.  Pembuatan Tembaga (II) tetra amin sulfat hidrat Cu(NH3)4SO4.6H2O
Diketahui :
·         Massa CuSO4.5H2O                     = 6,25 gram
·         Massa Cu(NH3)4SO4.6H2O           = 7,310 gram – massa kertas saring
                                                                  = 7,310  gram – 6,25 gram
                                                                  = 1.06 gram
Penyelesaian :
v  Rendeman = mo – mi  x 100%
                           mo
                                 = 6,25 – 1,06 x 100%
                                          6,25
                                = 83.04 %

II.PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan pecobaan tentang Tembaga (II) Ammonium Berhidrat dan Tembaga (II) Tetra Amin Sulfat Berhidrat. Pada percobaan pertama praktikan membuat garam tembaga (II) ammonium sulfat berhidrat. Pada proses pembuatan garam ini, awalnya praktikan mencampurkan serbuk CuSO4.5H2O yang berwarna biru muda dan (NH4)2SO4 yang berwarna hijau muda dalam air panas. Molekul  air mempunyai momen dipol yang besar dan dapat ditarik baik ke kation maupun anion untuk membentuk ion terhidrasi. Dari sifatnya ini maka digunakanlah air sebagi pelarutnya karena pada CuSO4.5H2O  maupun (NH4)2SO4 dapat larut dalam air dan tetap berupa satu spesies ion. Hasil campuran ini membentuk larutan berwarna biru muda. Warna biru muda tersebut terjadi sebagai akibat campuran yang kurang sempurna (heterogen), berdasarkan pengamatan warna endapan yang terbentuk adalah warna biru yang homogen, pewarnaan biru disini merupakan warna dari ion Cu2+ yang menjadi salah satu komponen pembentuk garam rangkap tersebut. Dikatakan garam rangkap karena suatu garam yang terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu disebutlah garam rangkap. Dan hal ini yang sama terjadi pada garam tembaga (II) ammonium sulfat berhidrat.
 Sebelum praktikan mendinginkan campuran tersbut, terlebih dulu praktikan menutup campuran dengan kaca arloji, hal ini dilakukan agar tidak menguapnya beberapa ion yang diinginkan untuk dapat membentuk kristal monoklin sempurna. Proses pendinginan ini dilakukan karena bila suatu zat cair didinginkan, terjadi gerakan translasi molekul-molekul menjadi lebih kecil dan gaya tarik molekul-molekul makin besar, sehingga setelah mengkristal molekul mempunyai kedudukan tertentu dalam kristal. Pada percobaan ini didapatkan garam rangkap kupriammonium sulfat berupa kristal monoklin berwarna biru muda seberat 7,89 gram, dengan persen hasil (% rendemen) sebesar 57,8 %. Reaksi yang terjadi dalam pembuatan garam ini yaitu :
CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 → CuSO4(NH4)2SO4.6H2O

Berikutnya praktikan melakukan pembuatan garam tembaga (II) tetra amin sulfat berhidrat. Praktikan melarutkan serbuk CuSO4.5H2O yang berwarna biru dengan menggunakan larutan NH3 pekat. Pencampuran ini dilakukan dalam lemari asam, karena pencampuran ini dapat menghasilkan gas yang berbau menyengat yaitu berasal dari larutan amonia pekat yang digunakan.  Dari hasil campuran ini, terbentuk larutan yang berwarna biru tua atu biru dongker. Selanjutnya ke dalam campuran biru tua tersebut ditambahkan alkohol 95 % sedikit demi sedikit, hal ini bertujuan untuk mengurangi energi solvasi ion-ion sehingga pembentukan kristal dapat terjadi lebih sempurna. Praktikan menggunakan alkohol, karena alkohol merupakan pelarut yang baik untuk senyawa ionik, dimana alkohol sendiri memiliki tetapan dielektrik yang rendah. Setelah penambahan ini, campuran didiamkan dalam penanggas es. Pendinginan ini dilakukan  karena pada dasarnya semua garam-garam tersebut akan terbentuk melalui pencampuran (larutan pekat panas dari komponen sulfat) yang kemudian didinginkan. Kristal-kristal alumi yang mengendap terjadi akibat kelarutannya rendah dalam air dingin, sehingga pendinginan ini pun perlu untuk dilakukan.
Endapan biru tua yang pun kemudian disaring, lalu dicuci dengan campuran amonia pekat dan alkohol, kemudian dengan larutan alkohol dan eter. Pencucian dilakukan untuk memurnikan endapan kristal yang terbentuk dari pengotor-pengotor yang tidak diinginkan pada garam yang terbentuk. Terakhir endapan kristal dikeringkan, kemudian ditimbang. Praktikan memperoleh berat endapan kristal yang terbentuk sebanyak 1,06 gram, dengan persen hasil (% rendemen) sebesar 83,04 %. Reaksi yang terjadi pada saat pembentukan garam kompleks ini adalah:
CuSO4.5H2O+ 4NH3 Cu(NH3)4SO4.5H2O


III.KESIMPULAN
·         Massa kristal CuSO4(NH4)2SO4.6H2O adalah 7,89 gram, kristal berwarna biru muda.
·         % rendemen CuSO4(NH4)2SO4.6H2O adalah 57,8 %
·         Massa kristal Cu(NH3)4SO4.6H2O adalah 1,06 gram, kristal berwarna biru tua.
·         % rendeman Cu(NH3)4SO4.6H2O adalah 83,04 %

 DAFTAR PUSTAKA

Chalid, Sri Yadial. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Jakarta : UIN Syarif
             Hidayatullah.
Day & Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima.Jakarta :
            Erlangga.
Harjadi. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar.Jakarta : PT. Gramedia.
http://id.wikipedia.org/wiki diakses 17 oktober 2012  03.00

LAMPIRAN
Pertanyaan
1.  Apa tujuan pencucian dengan menggunakan eter?
à  Pencucian endapan kristal dengan menggunakan eter pada pembuatan garam kompleks bertujuan untuk melarutkan alkohol maupun senyawa organik yang masih terkandung dalam kristal garam, agar pemurnian garam dapat terjadi.

2.    Apa jenis garam yang dihasilkan dari percobaan ini ?
à Garam yang dihasilkan dalam percobaan ini ada dua jenis :
1.      garam rangkap (sederhana) yaitu garam tembaga (II) ammonium sulfat hidrat CuSO4(NH4)2SO4.6H2O.
2.      garam kompleks yaitu garam tembaga (II) tetra amin sulfat berhidrat Cu(NH3)4SO4.5H2O.

3.    Bedakan antara garam kompleks dengan garam sederhana?
* Garam kompleks adalah garam-garam yang mengandung ion-ion kompleks.
* Garam sederhana (rangkap) adalah Suatu garam yang terbentuk lewat kristalisasi dari      larutan campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu.

Gambar